PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

Multikulturalisme berarti beranekaragam kebudayaan. Menurut Parsudi Suparlan (2000) akar kata dari multikulturalisme adalah kebudayaan, yaitu kebudayaan yang dilihat dari fungsinya sebagai peoman kehidupan manusia. Dalam konteks pembangunan bangsa , istilah multikulturalisme tidaklah dapat di samakan dengan konsep keanekaragaman secara suku bangsa atau kebudayaan subangsa yang menjadi ciri masyarakat majemuk, karena multikulturalisme menekankan keanaka ragaman kebudayan dalam ksedrajatan. Ulasan mengenai multikulturalisme mau tidak mau akan mengulas berbagai permasalahan yang mendukung idiologi ini, yaitu politik dan demokrasi, keadilan dan penegakan hokum,kesempatan kerja dan berusaha, HAM, hakbudaya komuniti dan golongan minoritas, prinsip-prinsip etika dan moral, dan tingkat serta mutu produktifitas.

Multikulturalisme adalah sebuah idiologi dan sebuah alat untuk meningkatkan drajat manysia dan kemanusiaannya. Untuk dapat memahami multikulturalisme diperlukan landasan pengetahuan yang berupa bangunan konsep-konsep yang relevan dan mendukung keberadaan serta berfungsinya multikulturalisme dalam kehidupan manusia. Bangunan konsep-konsep ini harus dikomunikasikan diantara para ahli yang mempunyai yang mempunyai perhatian ilmiah yang sama tentang multikulturalisma sehingga dapat kesamaan pemahaman dan saling mendukung dalam memperjuangmkan idiologi ini. Berbagai konsep yang relevan ter hadap multikulturalisme antara lain adalah, demokrasi, keadilan dan hokum, kesuku bangsaan, kebudayaan suku bangsa, keyakinan keagamaan, ungkapan-ungkapan kebudayaan, dominan privat dan pablik, HAM, hak budaya komuniti, dan konsep-konseplain yang relevan.

Multikulturalisme mempunyai peran yang besar dalam membangun bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berdiri diatas keanekaragaman kebudayaan meniscayakan pentingnya multikulturalisme dalam pembangunan bangsa.

Pentingnya pendidikan multikulturalisme sebagaimana yang telah dijelaska diatas, tentu bukan hanya tanggung jawab sekolah-sekolah atau lembaga-lembaga pendidikan formal saja, akan tetapi juga merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, keluarga, dan instansi-instansi lainnya.

HAKEKAT KEBUDAYAAN DAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

Hakekat Kebudayaan

Dilihat dari segi bahasa, kebudayaan bersal dari bahasa inggris yaitu culture. Culture berasal dari bahasa latin yaitu: colere artinya “mengolah, mengerjakan “ terutama mengolah tanah atau bertani. Koerjaraningrat membagi dua pengertian. Kebudayaan dalam arti sempit yaitu Kesenian, dan dalam arti luas yaitu Sebagai keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar serta dari keseluruhan dari budi dan karyanya.

Unsur-unsur kebudayaan secara universal adalah:

  1. Sistem reliji dan upacara keagamaan.
  2. Sistem dan organisasi kemasyarakatan.
  3. Ilmu pengetahuan.
  4. Bahasa
  5. Kesenian
  6. Sistem mata pencaharian hidup
  7. Sistem tekh nologi dan peralatan.

Tiga wujud kebudayaan terdiri dari wujud idiil yang abstrak, sistem sosial yang berupa kelakuan yang berupa kelakuan berpola manusia, kebudayaan fisik yang berupa kongkrit.

Lingkungan yang dapat mempengaruhi kelompok-kelompok sosial antaralain:

è Lingkungan fisik

è Lingkungan sosial

è Lingkungan Metafisik

Budaya adalah segala sesuatu yang ada cam pur tangan manusia, Sedangkan nonbudaya adalah Segala sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan yang belum mendapat sentuhan manusia.

Pranata budaya manusia dikelompokkan berdasarkan kebutuhan hidup manusia yang hidup dalam ruang dan waktu yaitu:

- Pranata domistik dan kekerabatan

- Pranata ekonomi

- Pranata Pendidikan

- Pranata Ilmiah

- Pranata Estetik dan Rekreasi

- Oranata Religius

- Pranata Somatik / jasmaniah.

Hakekat Pendidikan Multikultural

Pengertian multicultural mencakup pengalaman yang mencakup persepsi umum terhadap usia, gender, agama, setatus sosial ekonomi, jenis identitas budaya, bahasa, ras, dan berkebutuhan khusus.

Ethic merupakan titik pandang dalam mempelajari budaya dari luar sistem budaya itu, dan merupakan pendekatan awal dalam mempelajari suatu sistem budaya yang asimg. Sedangkan emic merupakan merupakan titik pandang dari dalam sistem budaya tersebut. Etich menjelaskan Universalitas Suatu konsep kehidupan sedangkan emic menjelaskan keunikan dari suatu konsep budaya.

Pendidikan multicultural merupakan ide, geraka pembaharuan pendidikan dan proses pendidikan yang tujuan utamanya adalah untuk mengubah stuk tur lembaga pendidikan supaya siswa pria maupun wanita, siswa berkebutuhan khusus, dan siswa yang merupakan bagian dari kelompok ras, etnis, dan kultur yang bermacam-macam itu akan memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai prestasi akademis disekolah.

Berdasarkan kondisi masyarakat Indonesia yang multicultural, maka untuk membentuk Negara Indonesia yang kokoh perlu mengembangkan corak pendidikan yang cocok untuk bangsa yang multicultural. jenis pendidikan yang cocok untuk bangsa yang multicultural ini adalah pendidikan myltikultural.

Sekalipun banyak perbedaan konsep pendidikan multicultural, terdapat beberapa ide yang memiliki bersama dari semia pemikiran dan merupakan dasar bagi pemahaman pendidikan multicultural.

Menurut Paul Gorski Pendidikan mutikultural merupakan pendekatan progresif untuk merubah pendidikan secara holistik dengan mengkritik dan memusatkan perhatian dan kelemahan, kegagalan, dan praktek diskriminatif didalam pendidikan akhir-akhir ini. Keadilan sosial, persamaan pendidikan, dan dedikasi melandasi pemberian kemudahan pengalaman pendidikan dalam mewujudkan semua potensinya, secara penuh dan mewujudkan manusia yang sadar dan aktif secara lokal, nasional, dan global.

Pendidikan multicultural dapat menjadi elemen yang kuat dalam kurikulum Indonesia untuk mengembangkan potensi dan ketrampilan hidup ( life skills). Masyarakat Indonesia terdiri dari masyarakat miltikultural. Jadib sangat relevan bagisekolah diindonesia untuk menerapkan pendidikan multicultural.

Budaya merupakan salah satu kekuatan yang dapat menjelaskan prilaku manusia., Budaya memiliki perana yang sangat besar didalam menentukan arah prilaku manusia yng positif dan negatif. Oleh sebab itu kita perlu meneliti kekuatan yang tersimpan dalam budaya mansia demi kebaikan persama.

Pendidikan Multikultural dipandang sebagai jembatan untuk mencapai kehidupan bersama dari umat manusia didalam era globalisasi.

Tujuan pendidikan Multikultural yang mendasar adalah Mengubah struktur lembaga pendidikan supaya siswa dengan karak teristik budaya masing-masing memiliki kesempatan yang sama untuk mewujudkan potensinya secara penuh dan dapat mempengaruhi perubahan sosial.

BAB 2

TEORI DAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MUTIKULTURAL

Teori Pendidikan Multikultural

Horace Kallen adalah perintis teori multicultural. Budaya disebut pluralism budaya (cultural pluralism) Jika budaya suatu Bangsa memiliki banyak segi dan nilai-nilai. Pluralisme budaya didefinisikan oleh Horece Kallen sebagai “menghargai berbagai tingkat perbedaan dalam batas-batas persatuan nasional”. Sebagai budaya yang dominan, White Anglo-Saxon protestan harus diakui masyarakat, Sedangkan budaya yang lain itu dipandang vareasi dan dipandang kebudayaan Amerika.

James A. Banks dikenal sebagai perintis pendidikan multikltural . Banks yakni bahwa pendidikan seharusnya lebih megarh pada mengajarimereka bagaimana berfikir dari pada apa yang dapikirkan. Siswa perlu disadarkan bahwa didalam pengetahuan ang ia terima itu terdapat beraneka ragam interpretasi sesuai epentingan masin-masing. Siswa perlu diajarkan dalam menginterpretasi sejarah masalalu dan dalam perubahan sejarah. Siswa hrus berpikir kritis dengan member pengetahuan dan ketrampilan yang memadai dan memiliki komitmen yang tinggi untuk erpartisipasi dalam tindakan demokrasi. Ada tiga kelompok budaya di Amerika yaitu:

  1. Tradisionalis Barat: Sebagai budaya yang dominan dari peradaban barat.
  2. Kelompok Afrosentris: yang menolak dudaya barat secara berlebihan dan menganggap budaya dan sejarah orang afrika seharusnya menjadi sentral dari kurikulum
  3. Kelompok multikulturalis yang percaya bahwa pendidikan seharusnya direformasi untuk lebih memberi pengetahuan kepada orang yang berkulit berwarna dan tentang wanita.

Bill Martin menulis, bahwa isu menyeluruh tentang multikulturalisme bukan sekedar tempat bernaung sebagai kelompok budaya, namun harus membawa pengaruh radikal bagi semua umat manusia lewat pembuatan perbedaan yang radikal.

Seperti hanya Banks, martin menentang tekanan dari afrosentris dan tradisionalis barat. Martin menyebut budaya “consumaris multiculturalism”. Multikultural bukan “konsumaris” tetapi “trasformasional”, yang memerluka suatu kerangka kerja. Masyarakat harus memiliki visi yang kolektif tipe baru yang berasal dari perubahan sosial yang muncul lewat transformasi.

Martin J. Back Matustik berpendapat bahwa perbedaan tentang mutukultural dimasyarakat bara berkaitan dengan norma/tatanan, Pembahasan multicultural berada pada pemikiran kembali norma barat (the western canon) yang mengakui adanya multicultural. Teori Multikulturalisme beresal dari Liberalisasi pendidikan dan politik plato, republic, karya plato bukan hanya member norma politik dan akademis klasik dagi pemimpin dari Negara ideal, namun juga menjadi petunjuk tentang pendidikan bagi yang tertindas. Matustik yakin bahwa kita harus menciptakan pencerahan multicultural baru yaitu “ multikulturalisme lokal yang saling bergantung secara global sebagai lawan dari monokultur nasional.

Judith M. Green menunjukkan bahwa multi kulturalisme bukan hanya di AS. Kelompok budaya kecil harus mengakomodasi dan memiliki tolerensi dengan budaya dominan. Amerika member tempat perlindungan dan memungkinkan kelompok kecil itu mempengaruhi kebudayaan yang ada. secara bersama-sama kelompok tersebut memperoleh kekuatan dan kekuasaan untuk membawa perubahan dan peningkatan dalam ekonomi, partisipasi politis dan media masa. untuk itu diperlukan pendidika dan dan lewat pendidikan amerika meraih kesuksesan dalam transformasi dan sejak kelairan amerika selalu selalu memiliki masyarakat multicultural yang telah bersatu lewt perjuangan, interaksi, dan kerja sama.

Pendekatan Terhadap pendidikan Multikultural

Kurikulum yang berpusat pada aliran utama ternyata berdampak negative bagi siswa yang dominan terhadap siswa yang berkulit berwarna. Kurikulum justru memperkuat perasaan kelru tentang superioritas dari siswa aliran utama dan gagal merefleksikan , memfaldasi, dan memperingati budaya kelompok siswa kulit berwarna. Beberapa factor yang memperlambat pelembagaan kurikulum multicultural disekolah. Faktor tersebut merupakan penolakan biologis kurangnya pengetahuan guru tentang kelompok etnis, dan terlalu beratnya guru bertumpu pada buku teks.

Empat pendekatan untuk itegrasi materi etnis kedalam kurikulum dapat diidentifikasi pada sup unit ini. Pada pendekatan kontribusi, pahlawan, komponen budaya, hari libur dan elemen yang lain yang berhubungan dengan kelompok etnis ditambahkan pada kurikulum tanpa merubah stukturnya. pemdekatan aditif terdiri dari penembahan materi, konsep, tema, dan perspektif terhadap kurikulum, dengan strukturnya yang tetap tidak berubah. Dalam pendekatan trasformasi, struktur, tujuan dan sifat kurikulum diubah untuk memungkinkan siswa melihat konsep, isu dan problem terhadap persepektif etnis yang berbeda. Pendekatan tindakan sosial mencakup semua elemen pendekatan trasformasi, ditambah elemen yang memungkikan siswa mengidentifikasi isu sosial yang penting, mengupulkan data yang terkait, mengklarifikasi nilai-nilainya, mengimplementasikan keputusan mereka, pendekatan ini derupaya menjadikan siswa egen perubahan yang reflektif dan kriti sosial.

BAB 3

KARAKTERISTIK PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DIBERBAGAI NEGARA

Karakteristik Pendidikan Multikultural di Berbagai Negara

Tujuan pendidikan multicultural Amerika serikan lebih condong pada proses amerikanisasi Pendidikan multicultural AS berkembang pada masyarakatbudaya antar bangsa,. Ada upaya untuk merubah pendidikan multicultural dari yang bersifat asimilasi (Berupa penabaha materi multukultural) menuju kearah yang lebih radikal berupa aksi sosial, walaupun masih mendapat tantangan yang kuat dari kelompok yang dominan yaitu WASP yang menguasai sector ekonomi, sosial dan politik.

Pendidikan miltikultural di inggris berkembang sejalan dengan banyaknya kaum imigran yang memasuki Negara itu, namum masih mendapaat perlakuan yang dakrimintif sehingga memunculkan gerakan yang berlatar belakang budaya. Gerakan ini merupakan gerakan politik yang didukung gerakan liberal, demokrasi dan gerakan kesetaraan kemanusia. Paham neo libralisme memberi kekuasan yang lebih besar pada masing-masing sekolah dan pemerintah lokaluntuk mengurus dirinya sendiri. dengan neokonserfatisme mempertahankan kurikulum yang terpusat dan pendidikan agama kristiani. Namun pelaksanaan kebijakan ini masih diskriminatif. Penyarahan pendidikan pada kekuatan pasar memperkecil kesempatan kelompok minoritas mendapat pendidikan yang layak. Kelompok minoritas tidak mampu berkompetitif dengan budaya dominan. Konsep dan kebijakan pendidikan multicultural kanada bertijuan memajukan bangsa sebanding dengan Negara lain. Negara ini berusaha memandirikan ekonominya dan mencoba mempersatukan multikulturalnya demi memajukan bangsa. Pengalaman dikanada menunjukkan bahwa materi budaya didalam kurikulum kurikulum yang umum menempati urutan kedua, sedangkan yang utama adalah mencapai kemajuan akademis. Pendidikan multicultural dikanada tergantung dimana pendidikan multiteknnis itu berada didalam kerangka setrutur ekonomi, politik, dan sosial budaya.

Sejarah pertumbuhan penduduk kanada dapat didefinisikan atas empat kelompok : Etnis asli yang hidup secara modern sebagai pemburu dan petani, etnis prancis sebagai penjajah dan pedagang, etnis inggris dan imigran dari eropa dan asia yang dilator belakangi kebutuhan pekerja di propinsi tengah dan barat.

Berbeda dengan AS yang menerapkan politik asimilasi,pemerintah liberal kanada menerapkan politik multikulturalisme yang memberlakukan setatus yang sama untuk bahasa pracis dan inggris sebagai bahasa resmi. kanada merupakan Negara pertama yang memberikn pengakuan legal terhadap multikulturalisme, sekalipun kebijakan multicultural merupakan kebijakan federal, namun masing-masing Negara bagian melaksanakan kebijaka sesuai dengan kebutuhannya. Kebijakan multicultural dimasukkan dalam bentuk yang berbeda-beda didalam program sekolah.

Australia mengalami problem dalam menghadapi jumlah dan cepatnya perkembangan imigran dari bangsa-bangsa asia dan pasifik. Akibatnya, Australia mengubah kebijakannya dari Which Australia policy ke multicultural policy. imigran pertama dari para nara pdana serta pembangkang politik irlandia, kemudian kedatangan orang jerman yang terusir karena masalah agama, menyusul orang india dan cina sebagai pekerja keras. Ketika ditemukan emas di new south wales dan Victoria molei berdatangan para pekerja dari bangsa lain. Paham multikulturalisme di Australia berkaitan erat dengan perkembangan politik, terutama partai buruh. Kebijakan imigrasi dan masalah etnis dipecahkan secara consensus dari para masyarakat. Australia merupakan masyerakat yang polietnik bukan multikultur dalam Australia lebih bercora anglo sakon, yang menerima kebinekaan selama tidak mengganggu atau mengubah gaya hidup masyarakat Anglo saxon tersebut.

Karakteristik Indonesia sebagai Multikultural

Konsep budaya cina barkaitan erat dengan pandangan hudup orang cina yang mengutamakan nilai kemakmuran dan kelimpahan harta, kedamaian dan ketentraman, kesehatan dan umur panjang.

Ada beberapa konsep yang perlu dipahami dalam budaya cina yaitu : chi yaitu energy yang dapat diciptakan dan dikumpulkan sehingga member pengaruh baik pada nasib seseorang. lima unsure yaitu logam, kayu, air, api dan tanah. Masing-masing unsure mempunyai siklus merusak dan siklus positif. I-Ching atau buku tentang perubahan yang menerangkan tentang hubungan erat tentang nasib seseoramg dengan alam sebagai satu kesatuan yang senantiasa dalam aliran konstan yaitu perubahan. Tahun kelahiran yang disimpulkan binatang untuk enggambarkan sifat dan tahun seseorang. yaitu shio tikus, kerbao, macan, kelinci, naga, ular, kuda, kambing, ayam, monyet, anjing, dan babi. yinyang merupekan konsep keselarasan dan keseimbangan yang didasarkan prinsip dualism, yang saling melengkapi, saling tergantung yang bersama-sama membentuk kekuatan. Pa kua yaitu lambang berbentuk seg delapan yang menggambarkan empat titik mata angin utama dan empat titik tambahan yang digunakan untuk melindungi diri dari pengaruh yang mengancam rumah atau lokasi. Tahayul dan simbolisme yang berhubungan erat dengan kepercayaan atas tahayul dan lambang yang berkaitan dngan kepercayaan akan tahayul dan lambangyang menjadi karakter orang cina.

Beberapa konsep jawa adalah Reliji jawa,: Animisme, dinamisme, sinkretisme dan agama jawa, slametan, primbon suluk, dan wirit yang memuat ajaran sikratisme, tatakrama, situng untuk menentukan perkawinan, mengetahui watak manusia, pindah rumah atau persyaratan hajat lainnya, makanan, falsafah hidup, produk budaya( keris, wayang, peralatan) hal-hal yang terkaut dengan religi, slametan, primbon, wirit lebih mengarah pada sisi vertical budaya jawa. sedangkan tatakrama adalah isi horizontal.

Konsep budaya bali mencakup darma artynya kebenaran(kebajikan) atau kewajiban dan hokum. trihita karana yaitu konsep keselarasan hubungan yang mendatang kan kebahagiaan, keselarasan hubungan tersebut meliputi keselarasan hubungan manusia dengan Tuhan, sesame manusia dan alam sekitarnya. Ruabineda yaitu konsep dualistis, yang mengekpresikan duahal yang berlawanan (positif dan negative) dan karma pala adalah hasil perbuatan manusia.

Wawasa Multikultural: Lokal, Nasional, dan Universal

Wawasan budaya seseorang akan menentukan jenis pengetahuan yang diinginkan dan bagaimana memperoleh informasi dan bagaimana memaknainya.

Identifikasi budaya lokal marupakan idantifikasi budaya yang bersifat langsung, dekat dan sekaligus ada disklilingnya. Budaya ini dikenalkan oleh keluarga dan kerabat dekat. prilaku budaya ditentukan oleh pembiasaan dan pembudayaan yang ada dan berlaku pada lokal tertentu. Kekhasan budaya lokal terjadi karena factor ras, sejarah, lokasi, agama dan kepaecayaan yang dianutunya.

Identifikasi nasional nemerlukan pemahaman dan komitmen pada idiologi Negara dan bangsa. Sebagai warga Negara yang pancasila kita perlu memiliki wawasan kebangsaan nasional yang mengakui sembuyan biheka tunggal ika.

BAB 4

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

DI INDONESIA

Pendidikan Multikultural sebagai Ide

Pendidikan Multikultural sebagai ide adalah suatu filsafat yang menekankan legitimasi, vitalitas dan pentingnya keragaman kelas sosial, etnis dan ras, gender, anak yang berkebutuhan khusus, agama, bahasa dan usia dalam membentuk kehidupan individu, kelompok dan bangsa. Sebagai sebuah ide, maka pendidikan Multikultural ini harus mengenalkan pengetahuan tentang barbagai kelompok dan organisasi yang menentang penindasan dan eksploitasi dengan mempelajari hasil karya dan ide yang mendasari karyanya ( Sizemore,1981 ).

Implikasinya terhadap pengembangan pendidikan Multikultural adalah pemasukan bahan yang berisi ide dari berbagai kelompok budaya, diperlukan adanya pendidikan yang leluasa untuk mengeksplorasi prespektif dan budaya orang lain. Dengan mengeksplorasi itu akan diperoleh inspirasi sehingga membuat anak menjadi sensitif terhadap pluralitas cara hidup, cara yang berbeda dalam menganalisa pengalaman dan ide, dan cara melihat berbagai temuan sejarah yang ada diseluruh dunia (Parekh, 1987 : 26-27).

Perlu adanya pelembagaan filsafat pluralisme budaya dalam sistem pendidikan yang dilandasi prinsip persamaan, saling meghormati, penerimaan dan pemahaman dan komitmen moral demi keadilan sosil (Baptise, 1979)

Pendidikan Multikultural Sebagai Gerakan Reformasi Pendidikan

Pendidikan multikultural dapat dipandang suatu gerakan reformasi yang mengubah semua komponen kegiatan pendidikan mencakup :

a. Nilai-nilai yang mendasari

Nilai-nilai yang bersifat pluralisme harus mendasari seluruh komponen pendidikan keragaman budaya yang mendasarinya

b. Aturan Prosedural

Aturan Prosedural yang berlaku harus berpijak dan berpihak pada semua kelompok yang beragam itu.

c. Kurikulum

Keragaman budaya menjadi dasar pengembangan seperti tujuan,bahan,proses,dan evaluasi.Artinya dibutuhkan penyusunan kurikulum baru yang didalamnya mencerminkan nilai-nilai multikultural.

d. Bahan Ajar

Materi multikultural itu harus bercermin dalam materi pelajaran,pada semua bidang studi.

e. Struktural Organisasi

Struktural organisasi sekolah itu perlu mencerminkan kondisi riil yang pluralistic/

f. Pola Kebijakan

Pola kebijakan yang duambil oleh pembuat keputusan itu merefleksikan pluralisme budaya.

Semua itu perlu dirombak agar mencerminkan budaya Indonesia yang pluralistic.

Pendidikan Multikultural juga dapat dipandang sebagai pendekatan belajar yang didasarkan pada nilai-nilai budaya pluralistic bias dikembangkan secara wajar dan tanpa driskriminasi

Pendidikan Multikultural Sebagai Proses

Pendidikan Multikultural bermaksud untuk mengubah struktur lambaga pendidikan sehingga semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai kesuksesan akademis. Pendidikan Multikultural merupakan suatu proses yang terus menerus yang membutuhkan investasi waktu jangka panjang disamping aksi yang terencana dan dimonitor secara hati-hati (Banks & Banks, 1993)

Ada berapa ide utama yang bisa kita ambil yaitu :

    • Pendidikan Multikultural berhubungan dengan konsep humanistik. Konsep yang didasarkan pada kekuatan dari keragaman, HAM, keadilan sosial dan gaya hidup,
    • Pendidikan Multikultural mengarah pada pencapaian pendidikan yang berkualitas,
    • Melibatkan segala upaya untuk memenuhi seluruh budaya siswa,
    • Memandang masyarakat pularistik sebagai kekuatan positif,
    • Perbedaan adalah wahana memahami masyarakat global.

Ada kaitan erat antara Pendidikan Multikultural dengan konsep humanisme. Keduanya memandang manusia sebagai manusia yang memiliki keunikan yang harus dihormati keberadaannya. Pemahaman perbedaan dan keragaman sangat diperlukan untuk lebih memahami fenomena masyarakat global.

Lebih lanjut Grant menekankan bahwa Pendidikan Multikultural terkait dengan kebijakan dan praktek yang menunjukkan penghormatan terhadap keragaman budaya melalui filsafat pendidikan, komposisi dan hireraki staff, materi pembelajaran dan prosedur evaluasi.

Nieto (1992) memandang Pendidikan Multikultural terkait dengan :

  1. Reformasi sekolah dan pendidikan dasar yang komperhensif untuk semua siswa,
  2. Penentangan terhadap semua bentuk diskriminasi,
  3. Menyerapan pembelajaran dan hubungan interpersonal di kelas,
  4. Penonjolan prinsip-prinsip demokratis dan keadilan sosial.

Menurut definisi Bennet Pendidikan Multikultural mencakup dimensi :

  1. Gerakan persamaan (yang dalam konsep Banks disebut gerakan reformasi pendidikan),
  2. Pendekatan multikultural,
  3. Proses menjadi multikultural
  4. Komitmen memerangi prasangka dann diskrimiasi.

Pendidikan Multikultural juga merupakan sebuah pendekatan yang menggunakan sudut pandang multikultural. Pendidikan Multikultural merupakan seperangkat materi khusus yang digunakan untuk pembelajaran. Pendidikan Multikultural berarti mempelajai tentang budaya yang berbeda, atau belajar untuk menjadi bikultural.

Karktristik Problematika Multikultural dan Implikasinya Terhadap Pengembangan Pendidikan Multikultural.

Faktor- faktor yang melatar belakangi semua pertikaian di tanah air, disebabkan antara lain :

  1. Kuatnya prasangka, etnosentrisme, streotip, dan diskriminatif antar kelompok,
  2. Merosotnya rasa kebersamaan dan persatuan serta saling mengerti,
  3. Aktifitas identitas kelompok / daerah di dalam era reformasi.

Dari semua faktor di atas, semuanya bertitik tolak dari kenyataan yang tak bisa ditolak bahwa bangsa Indonesia terdiri dari berbagai kelompok etnis, budaya, agama dam lain-lain sehingga negara Indonesia secara sederhana disebut sebagai masyarakat “Multikultural”.

Ada 3 kelompok pemikiran yang biasa berkembang di Indonesia dalam menyikapi konflik yang sering muncul, yakni :

  1. Pandangan Primodialis

Kelompok ini mengangap perbedaan-perbedaan yang berasal dari ikatan primodia seperti suku, ras, agama dan antar golongan merupakan sumber utama lahirnya benturan-benturan kepentingan.

  1. Pandangan Kaum Instrumentalis

Menurut mereka suku, agama dan identitas dianggap sebagai alat saja, yang digunakan individu atau kelompok tertentu untuk mengejar suatu tujuan tertentu.

  1. Kaum Konstruktif

Beranggapan bahwa identitas kelompok tidak bersifat kaku, sebagaimana yang dibayangkan kaum primodialis.

Diantara ketiga kelompok tersebut berfikir positif tentang kondisi Multikultural Indonesia. Pendidikan Multikultural harus menjadi tujuan pengembangan warga negara yang lebih demokratis, lewat penyediaan pengetahuan yang lebih akurat, komperhensif, t dan lewat prestasi dan pemikiran kritis yang diterapkan pada masalah sosial.

PRINSIP PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DI INDONESIA

Bentuk pengembangan Pendidikan Multikultural dapat berbeda-beda tiap negara. Tergantung masalah yang dihadapi negara tersebut. Pengembangan Pendidikan Multikultural di Indonesia berbentuk :

  1. Penambahan materi multikultural berupa pemberian budaya yang ada di tanah air atau negara negara lain. Pesan multikultural bisa dititpkan pada semua bidang studi. Tapi pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial mungkin lebih mengajarkan multikultural daripada pelajaran lain.
  2. Berbentuk bidang studi yang berdiri sendiri. Hal ini bertujuan agar Pendidikan Multikultural sebagai ide yang terencanan dan sistematis.
  3. Berbentuk program dan praktek terencana dari lembaga pendidikan. Pendidikan Multikultural tidak dapat diaktualisasikan dengan satu bidang studi saja. Karena Pendidikan Multikultural berkaitan dengan tuntutan, kebutuhan dan apresiasi.
  4. Pada wilayah sekolah, Pendidikan Multikultural berarti :
  5. Kurikulum yang berhubungan dengan pengalaman kelompok etnis,
  6. Program mencakup pengalaman multikultural,
  7. Total school Reform atau reformasi kurikulum.
  8. Gerakan persamaan. Pendidikan Multikultural perlu dimasyarakatkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini perlu dihimbau lewat media apapun. Gerakan ini misalnya adanya kampung Bineka di Papua.
  9. Proses. Sebagai proses maka tujuan Pendidikan Multikultural berasal dari keadilan sosial, persamaan, demokrasi.

Tantangan Pendidikan Multikultural adalah meningkatkan keadilan bagi korban tertentu tanpa menbatasi kelompok tersebut. Kelompok sasaran untuk penguatan dan keadilan dalam Pendidikan Multikultural sesuai dengan kebutuhan dan tujuan. Tujuan Pendidikan Multikultural adalah membantu anggota kelompok yang menjadi korban agar lebih bersatu dan mendapatkan keuntungan dari kondisi tersebut. Variasi dalam pengembangan Pendidikan Multikultural, mulai penambahan sumber yang beragam dalam kurikulum hingga pada kurikulum kecil untuk melakukan perubahan yang mendasar

Setiap negara memiliki sejarah yang berbeda dalam proses sebuah bangsa, dan itulah yang melatarbelakangi timbulnya beberapa asas yang menjadi ciri khas Pendidikan Multikultural Indonesia.

Asas-asas itu adalah

1) Asas wawasan nasional / kebangsaan (Persatuan dalam perbedaan)

Lebih menekankan pada konsep kenasionalan / kebangsaan.

2) Asas Bineka Tunggal Ika (Perbedaan dalam persatuan)

Menekankan keragaman dalam budaya yang menyatu dalam negara Indonesia.

3) Asas kesederajatan

Semua budaya dipandang sederajat, diakui dan dikembangkan dalam kesetaraan.

4) Asas selaras, serasi dan seimbang

Semua budaya dikembangkan selaras dengan perkembangan masing masing, diserasikan dengan kondisi riil masing masing dan seimbang.

Ada 3 prinsip yang digunakan dalam menyusun Program Pendidikan Multikultural yaitu :

  1. Pendidikan Multikultural didasarkan kepada pedagogik,
  2. Pendidikan Multikultural ditujukan pada terwujudnya manusia yang berbudaya,
  3. prinsip globalisasi budaya.

Pendidikan Multikultural sebagai Ide

Pendidikan Multikultural sebagai ide adalah suatu filsafat yang menekankan legitimasi, vitalitas dan pentingnya keragaman kelas sosial, etnis dan ras, gender, anak yang berkebutuhan khusus, agama, bahasa dan usia dalam membentuk kehidupan individu, kelompok dan bangsa. Sebagai sebuah ide, maka pendidikan Multikultural ini harus mengenalkan pengetahuan tentang barbagai kelompok dan organisasi yang menentang penindasan dan eksploitasi dengan mempelajari hasil karya dan ide yang mendasari karyanya ( Sizemore,1981 ).

Implikasinya terhadap pengembangan pendidikan Multikultural adalah pemasukan bahan yang berisi ide dari berbagai kelompok budaya, diperlukan adanya pendidikan yang leluasa untuk mengeksplorasi prespektif dan budaya orang lain. Dengan mengeksplorasi itu akan diperoleh inspirasi sehingga membuat anak menjadi sensitif terhadap pluralitas cara hidup, cara yang berbeda dalam menganalisa pengalaman dan ide, dan cara melihat berbagai temuan sejarah yang ada diseluruh dunia (Parekh, 1987 : 26-27).

Perlu adanya pelembagaan filsafat pluralisme budaya dalam sistem pendidikan yang dilandasi prinsip persamaan, saling meghormati, penerimaan dan pemahaman dan komitmen moral demi keadilan sosil (Baptise, 1979)

Pendidikan Multikultural Sebagai Gerakan Reformasi Pendidikan

Pendidikan multikultural dapat dipandang suatu gerakan reformasi yang mengubah semua komponen kegiatan pendidikan mencakup :

    1. Nilai-nilai yang mendasari

Nilai-nilai yang bersifat pluralisme harus mendasari seluruh komponen pendidikan keragaman budaya yang mendasarinya

    1. Aturan Prosedural

Aturan Prosedural yang berlaku harus berpijak dan berpihak pada semua kelompok yang beragam itu.

    1. Kurikulum

Keragaman budaya menjadi dasar pengembangan seperti tujuan,bahan,proses,dan evaluasi. Artinya dibutuhkan penyusunan kurikulum baru yang didalamnya mencerminkan nilai-nilai multikultural.

    1. Bahan Ajar

Materi multikultural itu harus bercermin dalam materi pelajaran,pada semua bidang studi.

  1. Struktural Organisasi

Struktural organisasi sekolah itu perlu mencerminkan kondisi riil yang pluralistic/

  1. Pola Kebijakan

Pola kebijakan yang duambil oleh pembuat keputusan itu merefleksikan pluralisme budaya.Semua itu perlu dirombak agar mencerminkan budaya Indonesia yang pluralistic.

Pendidikan Multikultural juga dapat dipandang sebagai pendekatan belajar yang didasarkan pada nilai-nilai budaya pluralistic bias dikembangkan secara wajar dan tanpa driskriminasi

Pendidikan Multikultural Sebagai Proses

Pendidikan Multikultural bermaksud untuk mengubah struktur lambaga pendidikan sehingga semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai kesuksesan akademis. Pendidikan Multikultural merupakan suatu proses yang terus menerus yang membutuhkan investasi waktu jangka panjang disamping aksi yang terencana dan dimonitor secara hati-hati (Banks & Banks, 1993)

Ada berapa ide utama yang bisa kita ambil yaitu :

    • Pendidikan Multikultural berhubungan dengan konsep humanistik. Konsep yang didasarkan pada kekuatan dari keragaman, HAM, keadilan sosial dan gaya hidup,
    • Pendidikan Multikultural mengarah pada pencapaian pendidikan yang berkualitas,
    • Melibatkan segala upaya untuk memenuhi seluruh budaya siswa,
    • Memandang masyarakat pularistik sebagai kekuatan positif,
    • Perbedaan adalah wahana memahami masyarakat global.

Ada kaitan erat antara Pendidikan Multikultural dengan konsep humanisme. Keduanya memandang manusia sebagai manusia yang memiliki keunikan yang harus dihormati keberadaannya. Pemahaman perbedaan dan keragaman sangat diperlukan untuk lebih memahami fenomena masyarakat global.

Lebih lanjut Grant menekankan bahwa Pendidikan Multikultural terkait dengan kebijakan dan praktek yang menunjukkan penghormatan terhadap keragaman budaya melalui filsafat pendidikan, komposisi dan hireraki staff, materi pembelajaran dan prosedur evaluasi.

Nieto (1992) memandang Pendidikan Multikultural terkait dengan :

  1. Reformasi sekolah dan pendidikan dasar yang komperhensif untuk semua siswa,
  2. Penentangan terhadap semua bentuk diskriminasi,
  3. Menyerapan pembelajaran dan hubungan interpersonal di kelas,
  4. Penonjolan prinsip-prinsip demokratis dan keadilan sosial.

Menurut definisi Bennet Pendidikan Multikultural mencakup dimensi :

  1. Gerakan persamaan (yang dalam konsep Banks disebut gerakan reformasi pendidikan),
  2. Pendekatan multikultural,
  3. Proses menjadi multikultural
  4. Komitmen memerangi prasangka dann diskrimiasi.

Pendidikan Multikultural juga merupakan sebuah pendekatan yang menggunakan sudut pandang multikultural. Pendidikan Multikultural merupakan seperangkat materi khusus yang digunakan untuk pembelajaran. Pendidikan Multikultural berarti mempelajai tentang budaya yang berbeda, atau belajar untuk menjadi bikultural.

Karktristik Problematika Multikultural dan Implikasinya Terhadap Pengembangan Pendidikan Multikultural.

Faktor- faktor yang melatar belakangi semua pertikaian di tanah air, disebabkan antara lain :

  1. Kuatnya prasangka, etnosentrisme, streotip, dan diskriminatif antar kelompok,
  2. Merosotnya rasa kebersamaan dan persatuan serta saling mengerti,
  3. Aktifitas identitas kelompok / daerah di dalam era reformasi.

Dari semua faktor di atas, semuanya bertitik tolak dari kenyataan yang tak bisa ditolak bahwa bangsa Indonesia terdiri dari berbagai kelompok etnis, budaya, agama dam lain-lain sehingga negara Indonesia secara sederhana disebut sebagai masyarakat “Multikultural”.

Ada 3 kelompok pemikiran yang biasa berkembang di Indonesia dalam menyikapi konflik yang sering muncul, yakni :

  1. Pandangan Primodialis

Kelompok ini mengangap perbedaan-perbedaan yang berasal dari ikatan primodia seperti suku, ras, agama dan antar golongan merupakan sumber utama lahirnya benturan-benturan kepentingan.

  1. Pandangan Kaum Instrumentalis

Menurut mereka suku, agama dan identitas dianggap sebagai alat saja, yang digunakan individu atau kelompok tertentu untuk mengejar suatu tujuan tertentu.

  1. Kaum Konstruktif

Beranggapan bahwa identitas kelompok tidak bersifat kaku, sebagaimana yang dibayangkan kaum primodialis.

Diantara ketiga kelompok tersebut berfikir positif tentang kondisi Multikultural Indonesia. Pendidikan Multikultural harus menjadi tujuan pengembangan warga negara yang lebih demokratis, lewat adanya penyediaan pengetahuan yang lebih akurat, komperhensif, t dan lewat prestasi dan pemikiran kritis yang diterapkan pada masalah sosial.

PRINSIP PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DI INDONESIA

Bentuk pengembangan Pendidikan Multikultural dapat berbeda-beda tiap negara. Tergantung masalah yang dihadapi negara tersebut. Pengembangan Pendidikan Multikultural di Indonesia berbentuk :

  1. Penambahan materi multikultural berupa pemberian budaya yang ada di tanah air atau negara negara lain. Pesan multikultural bisa dititpkan pada semua bidang studi. Tapi pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial mungkin lebih mengajarkan multikultural daripada pelajaran lain.
  2. Berbentuk bidang studi yang berdiri sendiri. Hal ini bertujuan agar Pendidikan Multikultural sebagai ide yang terencanan dan sistematis.
  3. Berbentuk program dan praktek terencana dari lembaga pendidikan. Pendidikan Multikultural tidak dapat diaktualisasikan dengan satu bidang studi saja. Karena Pendidikan Multikultural berkaitan dengan tuntutan, kebutuhan dan apresiasi.
  4. Pada wilayah sekolah, Pendidikan Multikultural berarti :
  5. Kurikulum yang berhubungan dengan pengalaman kelompok etnis,
  6. Program mencakup pengalaman multikultural,
  7. Total school Reform atau reformasi kurikulum.
  8. Gerakan persamaan. Pendidikan Multikultural perlu dimasyarakatkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini perlu dihimbau lewat media apapun. Gerakan ini misalnya adanya kampung Bineka di Papua.
  9. Proses. Sebagai proses maka tujuan Pendidikan Multikultural berasal dari keadilan sosial, persamaan, demokrasi.

Tantangan Pendidikan Multikultural adalah meningkatkan keadilan bagi korban tertentu tanpa menbatasi kelompok tersebut. Kelompok sasaran untuk penguatan dan keadilan dalam Pendidikan Multikultural sesuai dengan kebutuhan dan tujuan. Tujuan Pendidikan Multikultural adalah membantu anggota kelompok yang menjadi korban agar lebih bersatu dan mendapatkan keuntungan dari kondisi tersebut. Variasi dalam pengembangan Pendidikan Multikultural, mulai penambahan sumber yang beragam dalam kurikulum hingga pada kurikulum kecil untuk melakukan perubahan yang mendasar

Setiap negara memiliki sejarah yang berbeda dalam proses sebuah bangsa, dan itulah yang melatarbelakangi timbulnya beberapa asas yang menjadi ciri khas Pendidikan Multikultural Indonesia.

Asas-asas itu adalah

  1. Asas wawasan nasional / kebangsaan (Persatuan dalam perbedaan)

Lebih menekankan pada konsep kenasionalan / kebangsaan.

  1. Asas Bineka Tunggal Ika (Perbedaan dalam persatuan)

Menekankan keragaman dalam budaya yang menyatu dalam negara Indonesia.

  1. Asas kesederajatan

Semua budaya dipandang sederajat, diakui dan dikembangkan dalam kesetaraan.

  1. Asas selaras, serasi dan seimbang

Semua budaya dikembangkan selaras dengan perkembangan masing masing, diserasikan dengan kondisi riil masing masing dan seimbang.

Ada 3 prinsip yang digunakan dalam menyusun Program Pendidikan Multikultural yaitu :

  1. Pendidikan Multikultural didasarkan kepada pedagogik,
  2. Pendidikan Multikultural ditujukan pada terwujudnya manusia yang berbudaya,
  3. prinsip globalisasi budaya.

oleh:

  1. Muhamad Isnan Jauhari 1401409248
  2. Rifki Arifatul Uyun 1401409251
  3. Mustafa Kamal Ali 1401409390